Sinopsis Film | Surat Dari Praha (Letter From Prague) (2016)
Detail Film Surat Dari Praha (2016)
Genre : Drama, Romance, MusicalRilis : 28 Januari 2016
MPAA Rating : R
Durasi : 1 Jam 37 menit
Pendapatan : -
IMDb: 8.1/10 | FilmIndonesia.or.id: 3.5/10
Pemeran: Julie Estelle (Kemala Dahayu Larasati), Tio Pakusadewo (Jaya), Rio Dewanto (Dewa), Widyawati (Sulastri), Chicco Jerikho (Mantan Suami Laras), Jajang C. Noer (Bibi Laras), Shafira Umm (Teman Laras)
Ringkasan Film Surat Dari Praha
Film yang terinspirasi dari kisah kehidupan para pelajar Indonesia di Praha yang tak mampu kembali karena iklim perubahan situasi politik Indonesia masa lalu, tepatnya di tahun 1966. Begitu juga yang dialami oleh Jaya. Saat ia bertemu dengan anaknya, Larasati. Mereka bertemu setelah Laras menerima perintah ibunya, yang kehidupan diantara mereka tidak harmonis, untuk mengantarkan sebuah surat kepada Jaya di Praha. Namun pertemuan itu tidak sesuai harapan. Mereka pun mengalami dilema. Jaya dengan rasa bersalahnya dan Laras dengan cinta sejati yang dimilikinya.
Trailer Film
Sinopsis Lengkap Film Surat Dari Praha
Perhatian: Mengandung SPOILER!
Sebelum meninggalnya Sulastri (Widyawati), ibu dari Laras (Julie Estele), ia menitipkan sebuah kotak serta sepucuk surat yang berharap agar disampaikan kepada seseorang yang sebelumnya tidak ia kenal di Praha, Republik Ceko. Yang tiada lain adalah ayahnya sendiri, Jaya (Tio Pakusadewo).
Sesampainya di Kota Praha, Laras pun mendatangi kediaman apartemen Jaya, yang kemudian ia pun menerima kotak serta surat yang diwasiatkan oleh mantan tunangannya. Selain itu, Jaya pun harus menandatangani surat bukti notaris. Namun apa daya, dengan menolak semuanya sembari Laras pun diusir dari apartemennya.
Musibah pun berlanjut pada Laras saat hendak menuju ke hotel, dalam perjalanan Laras dirampok. Karena tak satu pun yang ia kenal di Praha, terpaksa ia harus kembali ke apartemen Jaya dan menginap untuk sementara waktu. Disinilah, perjuangan Laras untuk mencoba meluluhkan dan meyakinkan Jaya agar mau menerima wasiat yang diberikan ibunya.
Karena penasaran dengan sikap dingin Jaya, Laras pun membuka kotak dan membaca sepucuk surat yang masih tersegel tersebut. Kotak tersebut ternyata berisi ratusan surat yang dikirimkan Jaya untuk sang ibunda dari Laras.
Satu per satu surat coba dipahami Laras. Hingga ia mengerti, mengapa Jaya begitu mantap tak mau menerima kotak itu. Sulastri memang resmi menikah dengan ayah Laras, namun rumah tangga mereka tak berjalan harmonis. Akhirnya, Laras pun tumbuh menjadi pribadi yang keras. Penyebabnya tidak lain adalah orang dari masa lalu Sulastri yang masih memberikan 'janji' akan cinta sejati, Jaya.
Situasi ini tentu membuat Jaya tersudut. Apa lagi, Laras juga menuduhnya sebagai Komunis. Mampukah Jaya menjalani sisa hidupnya tanpa rasa bersalah dan apakah Larasati mampu kembali percaya bahwa cinta sejati itu ada?
Sesampainya di Kota Praha, Laras pun mendatangi kediaman apartemen Jaya, yang kemudian ia pun menerima kotak serta surat yang diwasiatkan oleh mantan tunangannya. Selain itu, Jaya pun harus menandatangani surat bukti notaris. Namun apa daya, dengan menolak semuanya sembari Laras pun diusir dari apartemennya.
Musibah pun berlanjut pada Laras saat hendak menuju ke hotel, dalam perjalanan Laras dirampok. Karena tak satu pun yang ia kenal di Praha, terpaksa ia harus kembali ke apartemen Jaya dan menginap untuk sementara waktu. Disinilah, perjuangan Laras untuk mencoba meluluhkan dan meyakinkan Jaya agar mau menerima wasiat yang diberikan ibunya.
Karena penasaran dengan sikap dingin Jaya, Laras pun membuka kotak dan membaca sepucuk surat yang masih tersegel tersebut. Kotak tersebut ternyata berisi ratusan surat yang dikirimkan Jaya untuk sang ibunda dari Laras.
Satu per satu surat coba dipahami Laras. Hingga ia mengerti, mengapa Jaya begitu mantap tak mau menerima kotak itu. Sulastri memang resmi menikah dengan ayah Laras, namun rumah tangga mereka tak berjalan harmonis. Akhirnya, Laras pun tumbuh menjadi pribadi yang keras. Penyebabnya tidak lain adalah orang dari masa lalu Sulastri yang masih memberikan 'janji' akan cinta sejati, Jaya.
Situasi ini tentu membuat Jaya tersudut. Apa lagi, Laras juga menuduhnya sebagai Komunis. Mampukah Jaya menjalani sisa hidupnya tanpa rasa bersalah dan apakah Larasati mampu kembali percaya bahwa cinta sejati itu ada?
Review Film
Film Surat Dari Praha (Letter From Prague) merupakan film Indonesia tahun 2016 bergenre Drama, Romance dan Musical arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko, sekaligus menjadikan film ini sebagai karya ketujuhnya. Film ini juga mejadi debut Chicco Jerikho sebagai seorang produser dan pertama kalinya bagi Julie Estelle menyanyikan lagu dalam sebuah film.
Seperti karya Angga Dwimas Sasongko sebelumnya, Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014), film Surat Dari Praha telah mendapatkan penghargaan pada ajang penghargaan perfilman Usmar Ismail Awards 2016 untuk kategori Film, Sutradara, dan Pemeran Utama Pria. Serta film ini menyabet piala Indonesia Movie Actor Awards 2016 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terfavorit. Film Surat Dari Praha juga telah dimasukkan untuk dinobatkan dan mewakili perfilman Indonesia pada Seleksi Nominasi Piala Oscar (Academy Award) 2017 Februari mendatang.
Cast & Crew
Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
Produser : Angga Dwimas Sasongko, Anggia Kharisma, Handoko Hendroyono, Chicco Jerikho
Penulis : M Irfan Ramli
Produksi : Visinema Pictures
Distribusi : Visinema Pictures
Award & Rangkings
#3 Piala Usmar Ismail Awards 2016
#1 Piala Indonesia Movie Actor Awards 2016
#3 Nominasi Usmar Ismail Awards 2016
#5 Nominasi Indonesia Movie Actor Awards 2016
Soundtrack Film Surat Dari Praha
Film Surat dari Praha sejak awal diproduksi telah diumumkan sebagai salah satu bentuk perayaan 20 tahun karier musik musisi Glenn Fredly. Perwujudannya adalah dengan dimasukkannya lagu-lagu karya Glenn dalam cerita film ini. Original Soundtrack Surat Dari Praha terdiri dari 4 buah lagu karya Gleen Fredly yang hadir sebagai pembangun cerita. Lagu-lagu tersebut adalah "Nyali Terakhir" dari album Lovevolution (2010), "Sabda Rindu", "Untuk Sebuah Nama", dan "Menanti Arah", ketiganya terambil dari album Luka, Cinta, dan Merdeka (2012).
Daftar Track :
1. Julie Estelle - Nyali Terakhir (4:59)
2. Tio Pakusadewo - Sabda Rindu (4:29)
3. Glenn Fredly - Untuk Sebuah Nama (5:01)
4. Glenn Fredly - Menanti Arah (4:59)
